BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Instruksional khusus
1.
Melakukan pengujian pengaruh alkali pada
karbohidrat.
2.
Melakukan pengujian monosakarida dengan
identifikasi pembentukan osazon.
3.
Mengamati dan menjelaskan perubahan –
perubahan yang terjadi dalam reaksi alakali dan pembentukan osazon terhadap
karbohidrat.
1.2 Landasan Teori
Gula reduksi
dengan alkali dan pemanasan akan menimbulkan reaksi yang mula – mula berwarna
kuning kemudian berwarna coklat tua. Pembentukan zat berwarna pada suhu rendah
lebih sedikit dibandingkan pada suhu tinggi. Pada pemanasan gula reduksi,
dengan adanya alkali akan terbentuk beberapa jenis asam antara lain asam
laktat, asetat, format, sakarinat, dihidroksibutirat, oksalat, dan sedikit
campuran dari formaldehide dan gliseraldehide, dehidroksiaseton, metilglioksal,
asetol, biasetil dan asam glukat.
Larutan
basa encer pada suhu kamar akan merubah sakarida. Pengubahan itu terjadi pada
atom C tetangganya tanpa mempengaruhi atom – atom lainnya. Jika glukosa dituangi dengan larutan
basa encer maka sakarida akan berubah menjadi campuran D-glukosa, D-fruktosa
dan D-maltosa. Perubahan menjadi senyawa
tersebut di atas melalui bentuk – bentuk enediolnya. Bilamana basa yang diperlukan
berkadar tinggi, maka akan terjadi fragmentasi atau polimerisasi.
Salah
satu cara untuk mengidentifikasi monosakarida adalah dengan melihat pembetukan
fenil-osaazon. Dalam keadaaan sedikit asam pada ssuhu 100o C,
larutan monosakarida akan bereaksi dengan fenilhidraazina berlebihan menjadi
fenilosazon. Senyawa tidak larut dalam air dan mudah mengkristal dengan warna
kuning. Untuk masing – masing monosakarida bentuk kristalnya mempunyai
karakteristik tersendiri. Glukosa, fruktosa dan maltosa menghasilkan osazon
yang sama, oleh karena tidak ada perbedaan dan struktur dan configurasi atom C
nomor 1 dan 2.
BAB
II
MATERI
DAN METODOLOGI
2.1
Materi
Uji Benedict
Alat :
Pipet
Ukur
Sendok Kimia (spatula)
2 Tabung reaksi
Rak tabung Reaksi
Bahan :
Glukosa 0,01 M
Na2CO3
Larutan
benedict
Uji
osazon
Alat :
Pipet ukur
6 Tabung reaksi
Rak tabung Reaksi
Penjepit tabung
Pembakar spiritus
Mikroskop
Objek Glass
Bahan :
Glukosa 0,01 M
Fruktosa 0,01 M
Arabinosa 0,01 M
Larutan asam asetat
Larutan fenil hidrasin
2.2 Metodologi
Uji
benedict
1. Menyiapkan
2 tabung reaksi.
2. mengisi
tabung reaksi 1 dengan 2 ml glukosa 0,01 M dan sedikit Na2CO3 kemudian
di kocok.
3. Mengambil
setengah dari tabung reaksi 1 kemudian di pindahkan ke tabung reaksi nomor 2.
4. Tabung
nomor 2 dipanaskan selama 30 menit di dalam water bath.
5. Mengangkat
tabung reaksi 2 kemudian di tambahkan dengan larutan benedict .
6. Kemudian
menambahkan pula tabung reaksi nomor 1 dengan larutan benedict.. dan kemudian
memanaskan kedua tabung di dalam water bath selama 10 menit.
7. Membandingkan
hasil dari dua pengamatan.
Uji
Osazon
1. Menyiapkan
6 tabung reaksi.
2. 3
tabung masing – masing di isi 5 ml larutan glukosa pada tabung reaksi 1,
fruktosa pada tabung 2 dan arabinosa pada tabung reaksi 3.
3. Masing
– masing tabung ditambahkan 10 tetes asam asetat CH3COOH dan 3 tetes
fenil hidrasin.
4. Memanaskan
ketiga tabung reaksi sampai larutan dapat terlarut kurang lebih 10 menit di
dalam water bath.
5. Mengangkat
tabung dari water bath dan mengambil setengah bagian larutan dari tabung 1 dan
di letakkan pada tabung 4, separuh dari tabung 2 di letakkan pada tabung 5 dan
separuh dari tabung 3 diletakkan pada tabung 6 masing – masing dari tabung
4,5,dan 6 tersebut sebelumnya masih dalam keadaan kosong.
6. Memanaskan
satu persatu larutan gula dalam pembakar spiritus sambil di kocok hingga terbentuk
endapan yang mengkristal.
7. Mengamati
kristal yang sudah terbentuk di mikroskop.
8. Mencatat
hasil dan perubahannya.
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Uji
Benedict
Nomor
|
Larutan
Pengisi 1
|
Warna
Awal
|
Hasil
Pengamatan
|
|
Setelah
dipanaskan selama 30 menit
|
Setelah di tambah
dengan benedict dan dipanaskan 10 menit
|
|||
1.
|
2 ml Glukosa + Na2CO3
|
Putih keruh ada
endapan putih
|
-
|
Warna awal setelah
pencampuran yaitu Putih keruh dan ada endapan putih.
4 menit coklat pekat
ada endapan putih.
7 menit coklat pekat
merah bata dan ada endapan.
9 menit terdapat 3
lapisan yaitu coklat, merah coklat dan ada endapan putih.
|
2.
|
Glukosa + Na2CO3
|
Putih keruh
|
2
menit kuning.
4
menit orange kecoklatan.
8
menit orange kecoklatan pekat.
23
menit merah bata.
27
menit merah bata pekat.
|
Warna awal merah bata
pekat dan kehijauan.
4 menit merah bata
dan coklat.
7 menit merah bata.
9 menit coklat pekat
dan merah bata.
|
Uji Osazon
Nomor
|
Larutan
gula
|
Larutan
CH3COOH
|
Larutan
Fenil hidrasin
|
Hasil
Pengamatan
|
|
Sebelum(
dipanaskan 10 menit)
|
Sesudah
di bakar
|
||||
1.
|
Glukosa
5 ml
|
10
tetes
|
3
tetes
|
Warna
larutan kuning muda.
|
Terbentuk
endapan coklat tua (coklat kemerahan).
Gambar
kristal:
|
2.
|
Frukttosa
5 ml
|
10
tetes
|
3
tetes
|
Warna
larutan kuning muda.
|
Terbentuk
endapan kuning telur (orange).
Gambar
kristal :
|
3.
|
Arabinosa
5 ml
|
10
tetes
|
3
tetes
|
Warna
larutan kuning muda.
|
Terbentuk
endapan berwarna coklat tua (coklat
kemerahan).
Gambar
kristal:
|
3.2
Pembahasan
Uji
Benedict
Pada uji benedict diperoleh data yaitu
pada tabung nomor 1 yang dilakukan tanpa pemanasan setelah pertambahan Na2CO3
yaitu warna awal berwarna putih keruh dan ada endapan putih. Setelah itu ditambahkan larutan benedict dan di
panaskan selama 10 menit hasil nya yaitu warna putih keruh dan ada endapan
putih, 4 menit warnanya coklat pekat ada endapan putih, 7 menit menjadi coklat
pekat merah bata dan ada endapan, serta 9 menit terdapat 2 lapisan yaitu warna
coklat, merah kecoklatan ( merah bata) dan ada endapan putih. Sedangkan tabung reaksi
nomor 2 yang sudah ditambahkan dengan Na2CO3 dan melalui
pemanasan selama 30 menit warna yang semula putih keruh namun setelah
dipanaskan selama 2 menit warnanya berubah menjadi kuning, 4 menit kemudian
warnanya berubah menjadi orange
kecoklatan, 8 menit warnanya berubah menjadi orange kecoklatan pekat, 23 menit
berwarna merah bata, 27 menit kemudian warnanya merah bata pekat. Setelah
pemanasan selama 30 menit kemudin
ditambahkan larutan benedict dan dipanaskan lagi selama 10 menit. Hasil dari
pemanasan terebut adalah warna setelah penambahan larutan yaitu merah bata
pekat dan kehijauan , 4 menit berwarna merah bata dan coklat, 7 menit berwarna merah bata serta pada
hitungan 9 menit yaitu coklat pekat dan merah bata. Pada literatur disebutkan
bahwa gula yang mengandung gugus aldehida atau keton
bebas akan mereduksi ion Cu2+dalam suasana alkalis, menjadi Cu+,
yang mengendap sebagai Cu2O(kupro oksida) berwarna merah bata.
Uji
osazon
Pada praktikum yang telah dilakukan
pada tabung 1,2,dan 3 yang diisi dengan glukosa, fruktosa, dan arabinosa dan ditambahkan asam asetat kemudian di panaskan selama 10
menit warna awal yaitu kuning muda. Setelah itu, ketiga tabung tersebut
dipanaskan sampai membentuk kristal. Tabung 1 setelah dipanaskan warnanya
coklat tua dan mengendap. Tabung 2 berwarna kuning telur (orange) dan
mengendap. Sedangkan tabung 3 berwarna coklat tua (coklat kemerahan) daan
membentuk endapan. Pada literatur /
pustaka di terangkan bahwa pemanasan karbohidrat yang
memiliki gugus aldehida atau keton bersama fenilhidrazin berlebihan akan membentuk
hidrazon atau osazon. Osazon yang terbentuk mempunyai bentuk kristal dan titik
lebur yang spesifik.
3.3
Pertanyaan dan Jawaban
Pertanyaan
1.
Gambarkan
strruktur molekul fruktosa, glukosa,dan maltosa.
2.
Terangkan
bagaimana terjadinya pembentukan osazon pada reaksinya dengan monosakarida
Jawaban
1.
Fruktosa
Glukosa
Maltosa
2. Osazon monosakarida tidak larut dalam air mendidih. Hidrolisis osazon
dengan asam hidroklorat pekat
menghasilkan suatu osone. Proses pembentukan kristal osazon berawal
dari satu molekul gula monosakarida yang
bergabung degan satu molekul fenilhidrazin dan membentuk hidrazon. Ketosa
bereaksi dengan hidrazi membentuk hirazon. Hidrazin yang berlebih dengan
hidrazon akan membenuk fenil osazon. Contohnya pada reaksi fruktosa dengan
fenil hidrazina mula – mula terbentuk D- glukosafenilhidrazon kemudian reaksi
berlanjut membentuk D- glukosazon.
BAB
IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
·
Gula yang
mengandung gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+dalam
suasana alkalis, menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O(kupro
oksida) berwarna merah bata.
·
Karbohidrat yang
memiliki gugus aldehida atau keton bersama fenilhidrazin berlebihan akan
membentuk hidrazon atao osazon.
LAPORAN
PRAKTIKUM
BIOKIMIA
PENGARUH ALKALI DAN PEMBENTUKAN OSAZON
Oleh
:
Nama : DITA FEBRIYANTI
NIM :C31120060
Golongan : A
Dosen : Dr. Ir. Rr. Merry Muspita DU, MP
PRODUKSI
TERNAK
PETERNAKAN
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
TAHUN
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar